Minggu, 28 Oktober 2012

Cara Membuat Sabun Pencuci Piring



Pencuci piring
merupakan cairan kental bening berwarna yang berfungsi untuk membersihkan peralatan makan sperti piring, gelas, sendok/garpu dan peralatn dapur pada umumnya. Produk Pencuci piring pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampaan fisik. Pertama adalah berbentuk bubuk atau serbuk, kemudian bentuk paste, dan yang ketiga berbentuk cairan.Produk dalam bentuk bubuk atau scouring powder agak kurang dikenal meslipun juga dijual di swalayan. Produk kedua berbentuk pasta atau lebih dikanal dengan sabun colek. Produk ketiga dalam bentuk cairan kental adalah yang paling banyak dipakai.
 Kecenderungan akan pemakaian produk ini dari waktu ke waktu meningkat cukup tajam. Hal ini dapat difahami bahwa pola pencucian piring (termasuk alat rumah tangga lain) mulai bergeser dari cara yang lama/tradisional dengan abu godok dan sabun colek menuju cara baru yang lebih praktis. Adanya bentuk berupa cairan menjadikan parktis untuk digunakan serta aroma produk yang khas menjadikan Cairan Pencuci Piring mempunyai nilai lebih dibanding produk pencuci piring lain lain.

Bahan Baku
Pada dasarnya cukup banyak bahan baku yang dapat dipakai dalam pembuatan Cairan Pencuci Piring. Namun yang dikemukakan dibawah adalah jenis bahan baku yang mudah didapatkan serta harganya relatif murah .
LABS (Linear Alkyl Benzene Sulfonate).
Bahan ini merupakan bahan inti yang wajib ada dalam formula Cairan Pencuci Piring. Bentuk fisik bahan ini adalah carian berwarna coklat muda, agak lengket serta licin ditangan.Struktur kimia LABS lebih sederhana dibanding DDBS. Namun hal itu justru merupakan kelebihan karena LABS ini mudah diurai oleh tanah yang dengan kata lain dikategorikan sebagai bahan yang ramah lingkungan.

3 Babi dan Serigala




Pada zaman dahulu kala ada tiga ekor babi kecil yang sudah cukup dewasa untuk meninggalkan rumah dan hidup mandiri.

       Pada suatu hari yang cerah mereka mengumpulkan barang-barang dan mereka mengucapkan selamat tinggal kepada ibu mereka lalu pergi. "Betapa menariknya!", kata babi kecil yang pertama. "Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk menjadi kaya?". "Betapa menariknya!", kata babi kecil yang pertama.

      "Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk menjadi kaya?"Babi ketiga adalah yang paling cerdik. "Yang pertama-tama harus kita kerjakan adalah mencari tempat tinggal yang hangat dan kering", ia memperingatkan saudara-saudaranya. "Aku akan membangun rumahku."
     "Mengapa kita tidak berpikir begitu ya?", kata yang lainnya. Mereka meneruskan perjalanannya. Tak lama kemudian mereka melihat orang yang sedang menimbun jerami di sebuah lapangan di tepi jalan."Itulah yang kuperlukan!", teriak babi pertama. Dan sebelum yang lainnya sempat berbicara, ia sudah lari menghampiri orang itu.

     "Maukah engkau menjual seikat jerami kepadaku?", tanya babi itu. Dengan senang hati orang itu menjual jerami kepadanya.
     "Dengan jerami ini aku akan dapat membangun rumahku dalam waktu yang singkat!", teriak babi pertama dengan gembira. Saudara-saudaranya tidak merasa senang.  "Rumah kami harus lebih kuat dari rumahmu", kata mereka. "Selamat tinggal." . Sesudah saudara-saudaranya pergi, babi pertama mulai bekerja. Seperti yang diperkirakannya, sebentar saja rumah jeraminya sudah selesai. Dia masuk dan menutup pintu.
     "Sangat nyaman", pikirnya. "Meskipun rumah ini bergoyang-goyang jika angin bertiup." . Ketika itu datanglah seekor serigala. "Yum! Yum! Babi yang lezat!", katanya sambil mencium-cium udara.

Legenda Gumiho (구미호)


Gumiho [구미호] merupakan rubah dengan sembilan ekor, dongeng yang diciptakan berasal dari mitos China kuno berabad-abad lalu. Dongeng ini ada versi China maupun Jepang meskipun terdapat sedikit perbedaan. Huli jing pada dongeng China dan kitsune pada dongeng Jepang mempunyai moral yang ambigu, dimana mereka bisa bersifat baik dan buruk sekaligus dan biasanya tidak keluar untuk mencari orang untuk diburu. Sementara itu, gumiho di Korea, hampir selalu digambarkan dengan figur yang sangat jahat, makhluk karnivora yang memakan daging manusia.

Berdasarkan legenda, rubah yang hidup ribuan tahun berubah menjadi gumiho, yang dapat menyamar menjadi wanita. Gumiho bersifat jahat dan makan hati atau jantung manusia (ada legenda berbeda antara satu dengan lainnya) agar bisa tetap hidup. Huli jing di China dikatakan terbuat dari energi wanita (yin) dan membutuhkan energi pria (yang) agar bisa bertahan hidup. Sementara itu, kitsune di Jepang bisa pria atau wanita, dan dapat memilih untuk berbuat kebaikan.

Gumiho di Korea secara tradisional merupakan wanita. Beberapa dapat menyembunyikan ciri gumiho mereka, sementara mitos lain mengindikasikan bahwa mereka tidak dapat bertransformasi secara penuh (contoh wajah atau telinga yang seperti rubah atau masih terdapat ekor berjumlah sembilan). Dengan kata lain, biasanya ada setidaknya satu ciri fisik yang dapat membuktikan bentuk gumiho mereka, atau cara ajaib untuk memaksa mereka memperlihatkan wujud asli mereka.

Sama seperti manusia serigala ataupun vampir di Barat, ada beragam mitos tergantung dari legenda yang diceritakan. Beberapa cerita mengatakan bahwa jika gumiho tidak membunuh dan memakan manusia selama seribu hari, maka gumiho akan menjadi manusia. Cerita lainnya, seperti drama Gumiho: Tale of the Fox’s Child, mengatakan bahwa gumiho bisa menjadi manusia jika pria yang melihat wujud aslinya merahasiakan hal tersebut selama 10 tahun. Di luar setiap cerita itu, ada hal yang selalu konsisten diceritakan, yaitu bahwa gumiho merupakan rubah, wanita, berubah wujud, dan karnivora.

Sekarang kita bahas tentang arti gumiho dalam budaya. Rubah merupakan gambaran umum di banyak budaya berbeda yang menggambarkan penipu atau pintar tapi jahat yang mencuri atau mengecoh yang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Orang yang tumbuh dengan mendengarkan fabel Aesop mengetahui pengulangan klasik tentang rubah dalam cerita dongeng. Dan tidak sulit untuk melihat bagaimana rubah mendapatkan sifat tersebut. Binatang ini merupakan pemburu nocturnal dan sifat dasarnya yang senang mencuri, dan dikenal di seluruh dunia dengan akal liciknya.

Di Korea, rubah mempunyai penyokong implikasi budaya, yaitu kelicikan seksual. Kata untuk rubah, yeo-woo [여우], merupakan kata yang oleh orang Korea diberikan kepada wanita yang terjemahan kasarnya kita sebut saja si licik pemakan pria. Ada istilah bahasa inggris yang juga kurang lebih sama yaitu “you sly fox” (kamu rubah licik), meskipun di Korea sendiri istilah ini hanya diberikan kepada perempuan yang sifatnya seperti rubah (disebut yeo-woo) dan mempunyai sifat predator “kamu mulai menggunakan akal licik untuk menipuku”, yah kira-kira seperti itulah contohnya. Wanita yang menggunakan pesona femininnya untuk maksud jahat atau wanita yang secara terang-terangan memperlihatkan seksualitasnya dengan motif jahat dibelakangnya, disebut yeo-woo. Menariknya, kata aktris dalam bahasa Korea [여배우] bila disingkat sama penulisannya dengan yeo-woo [여우].

Bukanlah tanpa sebab kalau wujud gumiho hanya merupakan wanita yang cantik. Ini merupakan cara dongeng untuk memperingatkan pria untuk tidak jatuh ke dalam trik wanita yang merayu untuk memperdayainya. Contohnya, lihatlah terjemahan cerita gumiho klasik ini. Dalam banyak cerita, sang pahlawan dalam dongeng (selalu digambarkan seorang pria) harus menahan godaan dan tubuh tanpa busana gumiho, sehingga wujud aslinya bisa diperlihatkan. Jadi, sifat alami wanita, seksualitas tersembunyinya = iblis.

Dongeng Korea?
Konsep seksualitas wanita yang membahayakan sebenarnya bukanlah hal yang baru untuk dongeng. Tetapi, tidaklah berlebihan bahwa baik itu figur gumiho dan penggunaan yeo-woo merupakan hal yang cukup lazim dalam budaya modern maupun cerita fiksi. Sebagian besar orang mungkin berpendapat bahwa mitos gumiho merupakan cerita yang didesain untuk mempertegas sistem patrialis. Tetapi hal ini justru membuat suatu legenda menjadi suatu hal yang cerdik dalam penyampaiannya.

Dalam film ataupun drama, gumiho bisa digambarkan baik itu figur yang menakutkan dan sejahat iblis atau malah figur yang komikal dan menggelikan, tergantung dari genre yang digunakan. Seiring berjalannya waktu, legenda gumiho telah berubah, seperti diceritakan dalam Gumiho: Tale of the Fox’s Child‘s yang menggambarkan gumiho yang menderita dengan jiwa yang baik yang menginginkan menjadi manusia dan menyerap kehidupan pria. Dia adalah iblis yang memilih jalan hidup yang baik supaya bisa mempertahankan sifat manusianya. Interpretasi ini hampir sama dengan mitos vampir yang mempunyai jiwa, yang berperang dengan jiwa iblis yang ada pada dirinya.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Jean Henry Dunant


Jean Henry Dunant. Red Cross called Father because he is the founder & pioneer the establishment of the Red Cross. Jean Henry Dunant was born in Switzerland on May 8, 1828 (the specified day of the Red Cross & Red Crescent Societies) and dead on October 30, 1910. His father was Jean Jacques Dunant, and his mother was Antoinette Colladon. Jean Henry Dunant was a Swiss businessman and social activist.

Dunant was born in Geneva, Switzerland as the first son of businessman Jean-Jacques Dunant and his wife Antoinette Dunant-Colladon. His family was devoutly Calvinist and had significant influence in Geneva society. His parents are very stressed social values​​, and his father is also actively helping orphans and parolees, while his mother worked with the sick and poor. Dunant grew in the period known as the Reveil religious awakening, and at the age of eighteen he joined the Society of Geneva to give alms. In the following year, along with his friends, he founded the so-called "Thursday Association", which apart from a young band of men who meet for Bible study and helping the poor, and he spent much of his time to people involved in prison and social work visits.
On November 30, 1852, he founded the Geneva chapter of the YMCA and three years later he took part in the Paris meeting devoted to the fostering of international organizations. Earlier in 1849, at age 21, Dunant was forced to leave Calvin College for poor grades, and he began his apprenticeship at the company's Exchange Rates Lullin et Sautter. Having succeeded, he settled as a bank employee.

However, the rights of land and water that are not clearly defined, and the colonial authorities did not particularly cooperative. As a result, Dunant decided to appeal directly to French emperor Napoleon III, who with the army in Lombardy at the time. France had fought alongside Piedmont-Sardinia against Austria, which has occupied much now Italy. Dunant wrote a book full of praise for the praise of Napoleon III with the intention to present to the emperor, and then traveled to Solferino to meet with him personally.

He also managed to obtain the release of Austrian doctor was taken by France. After returning to Geneva in early July, Dunant decided to write a book about his experiences, he titled Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). It was published in 1862 in an edition of 1,600 copies and was printed at Dunant's own expense in the book, he described the battle, and cost, and after that the chaotic circumstances. He also developed the idea that in future there should be a neutral organization to provide care to wounded soldiers distributed to book many leading political and military figures in Europe. Dunant also began to travel through Europe to promote the ideas nya.Bukunya very positively received, and the President of the Geneva Society for Public Welfare, jurist Gustave Moynier, making books and advice topic in the February 9, 1863 meeting of the organization.

In 1863 Henry Dunant shared the four friends realize this idea by setting up an international committee to nantuan the wounded soldiers, now called the International Committee of the Red Cross or the Committee of the Red Cross (ICRC) is an independent humanitarian agencies are, as a mediator and neutral.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Lirik Lagu Missing You Like Crazy ( Ost. The King 2 Heart )




A nal moreunayo
Naega yeogi inneun iyuneun
Geudaende
A’ nuni siryeowa
Mareul hal su eomneyo
Honjaseo baraman bolppun

B.ireoke gaseum kkeuchi apado
Ireoke sonkkeuchi tteollyeodo,
Geudae saenggangman najiyo

C. michige bogo sipeun saram
Michige deutgo sipeun neoui hanmadi
Saranghae saranghaeyo geudaeneun eodinnayo
Gaseumgipi bakhin geuriun saram geudae yeongwonhi ganjikhallaeyo

A’ eotteokhanayo
Chagawotdeon geudaega
Geuraedo bogosipeoyo

B. ireoke gaseum kkeuchi apado
Ireoke sonkkeuchi tteollyeodo
Geudael ijeul suga eobseo

C. michige bogo sipeun saram
Michige deutgo sipeun neoui hanmadi
Saranghae saranghaeyo geudaeneun eodinnayo
Gaseumgipi bakhin geuriun saram
D. naege mal haejwoyo nal ganjik handago
Hayake jiumyeon andwaeyo
Nae jeonbuinikka

C. michige bogo sipeun saram
Michige deutgo sipeun neoui hanmadi
Saranghae saranghaeyo geudaeneun eodinnayo
Gaseumgipi bakhin geuriun saram geudae

Yeongwonhi ganjikhallaeyo saranghae saranghaeyo


===Hangul===

A 모르나요
내가 여기 있는 이유는
그댄데
A’ 눈이 시려와
말을 없네요
혼자서 바라만 볼뿐

B.이렇게 가슴 끝이 아파도
이렇게 손끝이 떨려도,
그대 생각만 나지요

C. 미치게 보고 싶은 사람
미치게 듣고 싶은 너의 한마디
사랑해 사랑해요 그대는 어딨나요
가슴깊이 박힌 그리운 사람 그대 영원히 간직할래요

A’ 어떡하나요
차가웠던 그대가
그래도 보고싶어요

B. 이렇게 가슴 끝이 아파도
이렇게 손끝이 떨려도
그댈 잊을 수가 없어

C. 미치게 보고 싶은 사람
미치게 듣고 싶은 너의 한마디
사랑해 사랑해요 그대는 어딨나요
가슴깊이 박힌 그리운 사람
D. 내게 해줘요 간직 한다고
하얗게 지우면 안돼요
전부이니까

C. 미치게 보고 싶은 사람
미치게 듣고 싶은 너의 한마디
사랑해 사랑해요 그대는 어딨나요
가슴깊이 박힌 그리운 사람 그대

영원히 간직할래요 사랑해 사랑해요 

Jumat, 19 Oktober 2012

Soal Fisika Kelas VII


A. Choose the correct answer !

1.       The difference between physical and chemical change is …..
a.    physical change is simple while chemical change is more complicated.
b.   physical change takes long time while chemical change occurs in short time.
c.    physical change does not need medium while chemical change needs medium.
d.   physical change does not create new substance while chemical change creates new substance.

2.       Which one of the statements in the following is the physical property?
a.    reactivity
b.   inflammability
c.    hardness
d.   stability in molecules

3.       An Ice block melts to be water. The process is defined as ….
a.    physical change
b.   chemical change
c.    volume change
d.   phase change

4.       The example of chemical change is ….
a.    making a chair from wood
b.   evaporated water
c.    rusted iron
d.   chewing food

5.    Chemical reaction that results in a change of color happens when
a.   iron becomes red after it is painted.
b.  apple becomes brown when it is peeled
c.   orange is squeezed to get the juice with yellow color
d.  the color of a rainbow in the sky




B. Answer the following questions correctly !
1.  Are the following physical  or chemical properties?
a.   taste
b.  flammability
c.   color
d.  smell
e.   solubility
f.   breakable


2.  Determine whether the following changes are physical or chemical changes!
a.   bending copper wire
b.  grounding rice to produce flour
c.   food digestion
 d.  sculpted wood to become sculpture
e.   vaporization of gasoline
f.  fermentation of cassava to pro-
     duce 'tape'